Isu Menarik dan Rasional Diyakini Mampu Ungguli  Incumbent  

  • Whatsapp
Ilustrasi/net

KanalBekasi.com – Jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 27 Juni 2018 mendatang, berbagai langkah strategi dipersiapkan oleh masing-masing tim pemenangan calon kepala daerah, melalui penyebaran isu disejumlah sosial media maupun pemasangan perangkat kampanye yang terus dilakukan secara masif.

Pakar Komunikasi Digital, Anthony Leong dalam sebuah rilisnya menyatakan, apabila menggunakan strategi biasa maka, dipastikan incumbent akan melenggang sebagai pemenang.

Sebab, keuntungan yang dimiliki calon petahana sangat besar yakni dengan jaringan media serta satuan perangkat kerja yang secara otamatis telah dikuasai.

Semisal, di Pilkada Kota Bekasi yang salah satu pesertanya adalah  calon incumbent dengan diusung gabungan Partai Politik (Parpol).

Hal ini tentu tidak mudah diungguli oleh Pasangan Calon (Paslon) lain. Apalagi, jika elektabilitas paslon lain tersebut dinilai rendah.

Karena, gabungan Parpol tersebut, dapat menjadi keunggulan bagi petahana Wali Kota Bekasi untuk mendulang suara.

Mantan tim sukses Anies-Sandi ini mengungkapkan, ada strategi lain yang dapat menumbangkan petahana karena telah menguasai hampir semua lini tersebut.

Ia mengungkapkan, strategi pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta, pada 15 Februari dan 19 April 2017 lalu, yang digunakan oleh pasangan Anies-Sandi dengan cara melakukan pendekatan yang menarik dan rasional.

“Pendekatan rasional idealnya didukung oleh fakta, data akurat dan relevan, menghadirkan solusi, serta mampu mengedukasi publik,” kata Anthony yang juga Koordinator INSIDER (Anies-Sandi Digital Volunteer)

Hal sama juga pernah dilakukan Jokowi ketika mengalahkan petahana gubernur DKI Fauzi bowo pada Pilgub DKI 2012 lalu.
Dalam sebuah forum Markplus Converence di Hotel Ritz Carlton Jokowi bercerita tentang strategi politiknya menang dalam Pilkada DKI tersebut.

Saya menggunakan teori Potisioning, personal branding dan promosi. Strategi ini membalikkan semua analisa Lembaga survey yang hampir seluruhnya memenangkan Fauzi Bowo.

“Ketika kandidat lain mengundang warga, saya mendatangi warga,” pungkasnya.

Senada dikatakan salah seorang tim sukses dari paslon tertentu, Virdian Hamzah, yang juga menyebut apabila melawan incumbent tidak bisa dengan menggunakan strategi biasa.

“Karena incumbent sudah secara alamiah dibekali instrumen kampanye hitam untuk menghadang lawan politiknya.

Incumbent bisa menggerakkan perangkat dan jalur institusi di bawahnya untuk membuat kampanye terselubung.

Incumbent bisa dengan mudah mengeruk uang APBD untuk dialokasikan pada upaya pencitraannya. Incumbent bisa mengendalikan KPU setempat untuk mengubah dan memanipulasi DPT (daftar pemilih tetap).

Virdian menyebut kelebihan itu sudah menjadi keuntungan seorang calon incumbent.

“Melihat seperangkat bekal kompetisi incumbent yang demikian besar apakah anda akan bermain ‘polos-polos’ saja? ah…Jelas tidak,” tambah dia.(sgr)

Pos terkait