Pengidap Penyakit Tidak Menular Mudah Terpapar Virus Corona

  • Whatsapp
Ilustrasi Vaksin Corona

KanalBekasi.com – Penambahan kasus Covid-19 harian di Indonesia masih di kisaran 1.000 orang per hari. Kasus positif Covid-19 pada Kamis (2/7) mencapai rekor baru harian, yaitu 1.624 kasus.

Jumlah ini melampaui rekor harian yang tercipta sehari sebelumnya, pada Rabu (01/07), yaitu 1.385 kasus baru.Sementara pada Jumat (03/07), kasus positif bertambah 1.301 orang.

Bacaan Lainnya

Baca Juga: Pemerintah Buat Kebijakan Jam Masuk Kantor, Pegawai Punya Riwayat Penyakit Tetap di Rumah

Secara keseluruhan, kasus positif virus corona di Indonesia kini sudah lebih dari 60.000 orang. Dari jumlah itu, 27.568 dinyatakan sembuh, sedangkan pasien meninggal dunia 3.036 orang.

Direktur Pencegahan Penyakit Tidak Menular, Cut Putri Ariene menyebutkan orang dengan Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti hipertensi, jantung, kanker, diabetebes, ginjal, PPOK, penyakit nafas lainnya, gangguan imunologi dll, turut mempermudah seseorang terpapar COVID-19, bahkan kondisinya akan semakin berat.

“Orang-orang kelompok Penyakit Tidak menular adalah orang yang rentan terinfeksi (COVID-19), ini sangat terkait dengan imunitas tubuh, karena yang pasti kondisinya berbeda dengan orang normal,” kata Cut Putri, Minggu (5/7)

Hal yang sama disampaikan Sekretari Jenderal Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) Eka Ginanjar, bahwa orang dengan Penyakit Tidak Menular (PTM) mudah tertular, dan jika tertular kondisinya semakin buruk.

“Contohnya hipertensi, pembuluh darahnya sudah tidak baik, kekuatan mukosa (lapisan tubuhnya) itu sudah tidak terlalu bagus lagi, jadi mudah tertular, Daya tahan tubuh bukan hanya imunitas tapi daya tahan tubuh secara non spesifik jadi kekuatan tubuh kita melawan virus itu,” kata Eka.

Eka berharap, di masa pandemi ini orang dengan PTM lebih menjaga kesehatan dan daya tahan tubuhnya dengan rutin cek kesehatan, menjaga indeks masa tubuh, mengonsumsi makanan bergizi seimbang, dan mengubah gaya hidupnya menjadi lebih bersih dan sehat.

Selain mencegah faktor risiko, Cut mengingatkan masyarakat untuk berperan aktif melakukan deteksi sedini mungkin. Deteksi dini penting untuk mengetahui status kesehatan seseorang, sehingga bisa dilakukan pengobatan sedini mungkin.

“Jangan lupa deteksi dini, untuk orang sehat merasa dirinya tidak memiliki keluhan, belum tentu tetap sehat, lakukanlah skrining minimal 6 bulan sampai 1 tahun sekali, ” terang Cut.

Dekteksi dini dapat dilakukan dengan mengukur tekanan darah, gula darah, indeks masa tubuh, dan lingkar perut. Skrining bagi orang dengan faktor risiko minimal 1 sampai 3 bulan sekali, untuk yang sudah penyandang sebaiknya lebih rutin lagi, minimal 1 kali sebulan.

“Pada masa pandemi, untuk penyandang PTM mendapatkan fleksibilitas bahwa obat diberikan untuk 2 bulan, untuk mengurangi mobilisasi keluar. Yang penting minum obat secara teratur,” pungkasnya.(sgr)

Pos terkait