KanalBekasi.com – Lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) akan mendapatkan sertifikat bertaraf internasional dengan bidang kemahiran yang sesuai dengan penjurusannya. Sertifikat dikeluarkan agar para siswa SMK mampu mendapatkan posisi strategis di perusahaan.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan para siswa akan mendapatkan sertifikasi nasional oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) dan sertifikasi internasional sesuai bidang keahlian, seperti sertifikasi Organisasi Maritim Internasional (IMO) bagi yang menempuh pendidikan di bidang kelautan.
Baca Juga: Banyak Lulusan SMK Menganggur, Ini Langkah Kemendikbud
“Sekarang anak SMK itu selain mendapatkan ijazah yang lebih penting dia akan mendapatkan sertifikat kemahiran,” katanya, Rabu (9/10)
Muhadjir menuturkan hal tersebut dilakukan agar siswa SMK bisa mendapatkan kualifikasi keahlian yang baik, menempati posisi strategis pada setiap perusahaan, serta memperoleh penghargaan yang sama dengan tenaga kerja dari negara lain.
”Kalau lulusan jurusan perhotelan akan dapat sertifikat dari asosiasi perhotelan,” imbuhnya
Menurutnya, selama ini lulusan SMK hanya menjadi bawahan atau anak buah dari suatu perusahaan meskipun sebagian besar pekerjaan dan tugas dari perusahaan tersebut ditangani oleh lulusan Indonesia.
“Misal SMK jurusan kelautan yang bekerja di perusahaan asing hanya menjadi anak buah kapal karena dianggap tidak memiliki keahlian sehingga diharapkan dengan sertifikat itu mereka akan mendapat pengakuan yang sama seperti pelaut dari luar,” jelasnya
Namun, kata dia, dalam mendapatkan sertifikat tersebut akan ada tiga proses yaitu siswa diuji sesuai keahliannya, guru pengajar harus diuji oleh penguji untuk membuktikan bahwa ia berhak mengajar siswa dengan keahlian tersebut, dan penguji harus bersertifikat.
Muhajjir menambahkan pemerintah sedang melakukan revitalisasi terhadap 5 ribu SMK yang ditargetkan rampung pada 2024 dengan mengajak industri untuk menyusun kurikulum agar lulusan SMK memenuhi persyaratan agar dapat diterima di dunia kerja.
“Anggarannya tidak terlalu besar sekitar Rp4,3 triliun. Sebetulnya masih jauh dari target karena jumlah SMK kita kan 14 ribu,” pungkasnya.(sgr)