KanalBekasi.com – Organ jantung manusia dilengkapi dengan empat katup penting yang mengatur aliran darah di dalamnya. Fungsi utama katup adalah mencegah aliran balik darah untuk memastikan aliran darah yang efisien dan teratur. Secara umum, jantung manusia bertugas untuk mengalirkan darah ke seluruh jaringan tubuh, yaitu darah yang mengandung oksigen dan nutrisi yang cukup bagi tubuh sekaligus mengeluarkan karbondioksida dan limbah hasil metabolisme dari tubuh.
Lalu, apa korelasi jantung bermasalah dan bagaimana penanganannya?
Dalam edukasi sehat yang disampaikan oleh lima dokter spesialis dari Siloam Hospitals Lippo Cikarang , korelasi fungsi dan kinerja jantung erat kaitannya dengan jaringan Saraf di kepala, pembuluh darah di organ bagian dalam tubuh serta organ ginjal dan paru-paru.
Korelasi jantung tidak sehat dipicu oleh satu hal yang sama, yaitu gaya hidup tidak sehat dan malas berolahraga.
dr. Sandra Adityavarna, Direktur Rumah Sakit Siloam Hospitals Lippo Cikarang menegaskan bahwa kesehatan kardiovaskular merupakan salah satu isu penting dalam dunia kedokteran saat ini.
“Kiranya, melalui pertemuan ini, kita dapat memperkuat strategi kolaboratif dalam perawatan kardiovaskular dan wadah yang produktif untuk diskusi yang mendalam, inovasi terbaru, dan kolaborasi yang lebih erat di antara kita semua” ujar dr. Sandra
Penanganan Terkini Minimal Sayatan
Pesatnya teknologi berdampak pula pada penanganan penyakit jantung, misalnya yaitu penyempitan katup jantung yang dapat diintervensi melalui TAVI.
“TAVI atau transcatheter aortic valve intervention merupakan opsi dalam tindakan penggantian katup jantung yang rusak/menyempit dengan prosedur tanpa bedah”, ungkap Dr. dr. Antonia Anna Lukito, SpJP, FIHA : memaparkan kondisi penyempitan katup jantung bergejala serta TAVI (transcatheter aortic valve intervention) sebagai option/solusi dalam tindakan penggantian katup jantung yang minimally invasive / minimal sayatan .
Menurut Dr. dr. Antonia Anna Lukito, SpJP(K), FIHA dari Siloam Hospitals Lippo Cikarang , persiapan sebelum prosedur hingga manajemen setelah prosedur dilakukan oleh Tim Ahli Siloam yang sudah berpengalaman.
dr Hervin Ramadhani, SpJP(K), FIHA dari Siloam Hospitals Lippo Cikarang turut menekankan bagaimana pada era penanganan kasus jantung saat ini prosedur minimal invasif lebih disenangi karena lebih minimal resiko.
“Hal ini karena pemulihan lebih cepat dan keberhasilan lebih tinggi, namun ada kriteria dan penilaian tertentu untuk pasien agar dapat di lakukan prosedur minimal invasif”, tutur Hervin Ramadhani.
Kolaborasi Penanganan Stroke dan Ginjal
Secara medis, kolaborasi lintas bidang secara komprehensif, kini merupakan satu hal mutlak sebagai solusi penanganan penyakit stroke dan atau yang diakibatkan oleh rusaknya organ ginjal.
dr. Pudji Sugianto, Sp.S dari Siloam Hospitals Lippo Cikarang terkait Stroke, identifikasi gejala, faktor risiko, dan penanganan pada pasien dapat dilakukan melalui pentingnya manajemen hipertensi dan kadar gula darah tinggi pada sejumlah pasien Stroke secara tepat.
“Kolaborasi dengan bidang penyakit dalam, Jantung, Gizi Klinik, Rehab medik juga diperlukan untuk penatalaksanaan pasien secara komprehensif”, ujarnya Pudji Sugianto.
dr Christine Anita, SpJP dalam membawakan materi yang menjelaskan tentang bagaimana gangguan aliran darah perifer dapat Meningkatkan risiko kejadian kardiovaskular dan mengurangi kualitas hidup. dalam pemaparan materinya dr Christine juga menyampaikan bagaimana cara mengidenfikasi adanya gangguan aliran darah perifer dan treatment apa saja yang dapat menjadi pilihan. Salah satunya yang sering ditemukan adalah varises pada bagian tungkai (kaki). “Penanganan varises dapat dilakukan dengan metode EVLA (Endovenous Laser Ablation dengan teknologi laser yang termasuk dalam metode minimal invasif (minimal sayata)”, jelas Christine Anita
dr. Baringin De Samakto Sp.PD dalam memberikan materinya tentang manajemen pasien diabetes melitus (DM) tipe 2 (T2D) lebih dari sekadar kontrol HbA1c, namun memiliki fokus pada kardio-renal-metabolik. “Saat ini sudah ada pilihan terapi untuk meminimalkan risiko kardio-ginjal pada pasien diabetes melitus (DM) tipe 2 (T2D)” jelas Baringin De Samakto.
Dapagliflozin telah terbukti memberikan manfaat lebih dari sekadar pengendalian glukosa, namun dapat membantu pengendalian HbA1c hingga mencegah perkembangan penyakit ginjal pada pasien dengan dan tanpa penyakit CV. (red)